Penulis: Ade Nurul Aida, S.E., M.E.
Abstrak:
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, SPBE memiliki peran penting guna mewujudkan
birokrasi pemerintahan yang terpadu dan berkinerja tinggi, meningkatkan kualitas pelayanan publik,
serta mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efisien efektif, transparan, dan akuntabel.
Namun pada prakteknya, implementasi SPBE masih belum optimal serta diliputi sejumlah kendala,
seperti kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) masih terbatas, infrastruktur yang
belum memadai, data center yang belum terstandar, serta lemahnya dukungan regulasi. Untuk
itu, perlunya pengembangan kapasitas kemampuan SDM, percepatan pemerataan pembangunan
infrastruktur, sinergi dan kolaborasi penggunaan data center yang berstandar internasional,
percepatan pengaturan regulasi, serta penguatan koordinasi antar-stakeholder terkait guna
mewujudkan digitalisasi di sektor pemerintahan (SPBE) yang lebih optimal.
Penulis: SAVITRI WULANDARI, S.E.
Abstrak:
Pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengalokasikan Dana Abadi Perguruan Tinggi untuk
pertama kalinya pada tahun 2020 dengan anggaran sebesar Rp3 triliun. Efektivitas penggunaan Dana
Abadi Perguruan Tinggi sangat ditentukan oleh kemampuan pemerintah dalam memetakan kondisi
perguruan tinggi. Saat ini, masih terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah
terkait aksesibilitas maupun kualitas perguruan tinggi di berbagai wilayah di Indonesia. Oleh
karena itu, adapun rekomendasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah antara lain mempermudah
pembukaan program studi baru dengan memerhatikan potensi daerah, menggencarkan penilaian
akreditasi di perguruan tinggi swasta, meningkatkan ketersediaan pendidik, serta mendorong civitas
akademik dalam melakukan publikasi penelitian yang berkualitas.
Penulis: Robby Alexander Sirait, S.E., M.E.
Abstrak:
Perjanjian IA-CEPA yang sudah berlaku sejak tahun 2020, nyatanya tidak serta merta dapat
memperbaiki neraca dagang defisit Indonesia dengan Australia yang sudah berlangsung sejak
tahun 2012. Ketergantungan terhadap produk impor, khususnya di sektor pertanian, dikhawatirkan
justru akan memperdalam defisit neraca dagang Indonesia. Namun posisi ini dapat berbalik apabila
Indonesia memanfaatkan impor bahan baku sebagai kekuatan untuk mendorong peningkatan
nilai tambah oleh industri dan mendorong partisipasi Indonesia pada rantai nilai global. Dalam
implementasinya, terdapat beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian pemerintah dalam
mencapai tujuan tersebut.
Penulis: Dwi Resti Pratiwi, S.T., MPM.
Abstrak:
Zakat dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Namun, Indonesia belum mengoptimalkan hal
ini meski sudah ada BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) resmi
dari pemerintah. Ada beberapa alasan mengapa masyarakat enggan menyalurkan zakatnya ke
BAZNAS/LAZ, di antaranya seperti faktor jarak yang jauh dari masyarakat, kurangnya pelayanan
lembaga, masyarakat kurang percaya terhadap BASNAS/LAZ, kurangnya transparansi, serta
sosialisasi tentang zakat yang masih kurang. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu
pemerintah lakukan agar dapat mengoptimalkan potensi zakat guna meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Hal-hal utama yang perlu pemerintah perhatikan adalah regulasi, kualitas instansi,
pemanfaatan teknologi, dan standarisasi laporan keuangan guna meningkatkan transparansi.
Penulis: TIO RIYONO, S.E.
Abstrak:
Berdasarkan Global Terrorism Index (GTI) tahun 2019, Indonesia menempati urutan ke-35 dari
135 negara dengan indeks 4,6 dan masuk ke dalam negara kategori tinggi yang terdampak terorisme.
Hal ini diperparah dengan kondisi bahwa selama pandemi Covid-19, terdapat kenaikan 101 persen
transaksi keuangan yang mencurigakan. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
sebagai leading sector penanganan terorisme sudah melakukan beragam upaya penanganan
terorisme, termasuk bersinergi dengan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait. Namun bila dicermati,
dukungan anggaran penanganan terorisme melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang disediakan menunjukkan penurunan. Terlebih lagi, terdapat beberapa program
sinergitas BNPT dengan K/L terkait yang tidak relevan dengan penanganan terorisme. Oleh karena
itu, pemerintah perlu meningkatkan dukungan anggaran serta pengawasan terhadap pelaksanaan
program penanganan terorisme di Indonesia.
Penulis: Adhi Prasetyo Satriyo Wibowo, S.M, M.A.P.
Abstrak:
Rata-rata Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPTP) dalam kurun waktu sepuluh tahun
terakhir cenderung tidak bergerak secara signifikan. Rendahnya NTPTP disebabkan oleh harga
hasil produksi petani yang turun, biaya-biaya yang dikeluarkan petani tinggi, dan faktor supplydemand. Oleh karena itu, perlunya pengawasan untuk penyerapan hasil panen petani, menjaga
efektivitas kebijakan harga dasar gabah dalam rangka menjaga kestabilan harga jual padi petani,
memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) secara lengkap dari hulu sampai dengan
hilir produksi sebagai meminimalisir biaya upah buruh, memberikan bantuan bibit, pengawasan
penyaluran pupuk bagi petani agar sesuai dan tepat sasaran, serta perlu meningkatkan produktivitas
dan produksi pertanian yang berkualitas dengan teknologi.
Penulis: IRANISA, SE.,M.Acc
Abstrak:
Salah satu tujuan belanja perpajakan ialah untuk meningkatkan iklim investasi. Belanja
perpajakan melalui insentif perpajakan berupa tax holiday, tax allowance, dan investment allowance
belum sepenuhnya mampu menarik minat investor. Pemanfaatan fasilitas perpajakan tersebut
pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri, dan Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu (KAPET) masih sepi peminat dari tahun 2016. Investor lebih tertarik menanamkan modalnya
tanpa memanfaatkan fasilitas perpajakan tersebut. Oleh karena itu, kebijakan belanja perpajakan
yang sudah dilaksanakan sebaiknya dapat dievaluasi kembali serta perbaikan penyusunan
laporan belanja perpajakan yang lebih komprehensif agar tidak overestimate dan mislead terhadap
pengambilan keputusan kebijakan belanja perpajakan.
Penulis: HIKMATUL FITRI, SE.,M.Sc
Abstrak:
Biaya logistik merupakan bagian penting dalam perdagangan di semua negara. Oleh sebab itu,
efisiensi logistik yang berbiaya rendah menjadi isu sentral dalam pembentuk daya saing global.
Salah satu sebab masih tingginya biaya logistik Indonesia terutama terjadi pada penanganan barang
di kawasan pelabuhan yang relatif belum efisien. Sangat penting bagi pemerintah untuk melakukan
percepatan integrasi sistem logistik nasional/NLE, serta monitoring dan evaluasi yang memadai.
Penulis: EMILLIA OCTAVIA, ST.,M.Ak
Abstrak:
Rencana BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dalam melakukan revisi kedua atas
Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan yang mengatur kewajiban
pencantuman label kandungan bisfenol A (BPA) menimbulkan polemik. Penggunaan kemasan
pangan berbahan BPA mengandung risiko kesehatan. Namun di sisi lain, kewajiban pelabelan
kandungan BPA akan berdampak pada produk domestik bruto (PDB) industri makanan dan minuman
(mamin) yang didominasi oleh produk air minum dalam kemasan (AMDK). Adanya kebijakan
tersebut akan memberikan manfaat berupa informasi atas risiko kesehatan dan meningkatkan
PDB industri daur ulang. Sedangkan potensi dampak negatif atas pelabelan kandungan BPA yaitu
penurunan PDB industri AMDK, dampak lingkungan apabila sampah galon tidak dikelola dan tidak
dapat didaur ulang, menimbulkan rasa diskriminatif pada industri AMDK, dan penggunaan galon
polyethylene terephthalate (PET) secara berulang pada industri air minum isi ulang
Penulis: TEUKU HAFIZH FAKHREZA, SE
Abstrak:
Pemerintah terus berupaya melakukan pembangunan yang berkeadilan di seluruh Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga berupaya melakukan pembangunan pembangunan yang mampu
memberikan multiplier effect, salah satunya dengan membangun kawasan industri yang berada
di setiap pulau di Indonesia yang akan menumbuhkan gairah perekonomian di sekitar wilayah
pembangunan dan pengembangan kawasan industri tersebut. Sebagai contoh, pembangunan dan
pengembangan kawasan industri ini akan memicu berkembangnya industri-industri lain, seperti real
estate, restoran, perhotelan, dan lain-lain
Penulis: LINIA SISKA RISANDI
Abstrak:
Pangan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi semua orang. Oleh karena itu,
terjadinya krisis pangan di beberapa negara saat ini tentu perlu menjadi perhatian khusus bagi
Indonesia. Dampak krisis pangan dunia ini dinilai akan berimbas pada sektor pangan nasional.
Pemerintah perlu memperhatikan produksi dan produktivitas komoditas pangan nasional, yaitu
utamanya komoditas beras dan jagung, agar kebutuhaan stok pangan nasional tetap terpenuhi
untuk masyarakat.
Penulis: IRANISA, SE.,M.Acc
Abstrak:
Program wajib belajar 12 tahun merupakan salah satu program prioritas nasional guna
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Namun sampai dengan tahun 2021,
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Indonesia hanya sampai kelas 2 SMP, sedangkan peluang
menempuh pendidikan sebenarnya bisa mencapai Diploma I (D1). Hal ini mengindikasikan bahwa
kebijakan-kebijakan pemerintah untuk program wajib belajar 12 tahun di Kemendikbudristek belum
maksimal, di antaranya alokasi anggaran untuk program wajib belajar 12 tahun di Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang mengalami penurunan
secara signifikan serta realisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang meningkat tapi masih
banyak masyarakat berpenghasilan rendah yang putus sekolah. Oleh karena itu, pemerintah harus
mengevaluasi kembali kebijakan-kebijakan yang ada, sehingga ketercapaian program wajib belajar
12 tahun dapat lebih optimal
Penulis: EMILLIA OCTAVIA, ST.,M.Ak
Abstrak:
Di tahun 2023, pagu indikatif Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan dialokasikan untuk
pembangunan beberapa target output prioritas. Beberapa tantangan dalam mencapai target
tersebut yaitu hambatan pada pembangunan infrastruktur, tingginya biaya logistik, efektivitas
pembangunan infrastruktur, pengendalian over dimension over load, keterbatasan pendanaan, dan
belum optimalnya penyelenggaraan pendidikan vokasi. Beberapa langkah yang perlu dilakukan
Kemenhub, yaitu berkoordinasi dengan stakeholder terkait penyediaan lahan, mendorong
kesepakatan regulasi layanan jasa kepelabuhanan serta perbaikan sistem National Logistics
Ecosystem (NLE), sinkronisasi dan integrasi penyediaan infrastruktur, penggunaan teknologi
jembatan timbang, mengembangkan implementasi skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU), serta koordinasi dengan industri dan dunia kerja (IDUKA) terkait pendidikan vokasi.
Penulis: MUTIARA SHINTA ANDINI, S.E.
Abstrak:
Kementerian Agama (Kemenag) adalah salah satu dari 10 Kementerian/Lembaga (K/L) yang
memiliki pagu APBN terbesar dengan peningkatan anggaran dari Rp60,18 triliun pada tahun 2017
menjadi Rp69,01 triliun pada pagu indikatif dalam KEM-PPKF tahun 2023. Alokasi anggaran yang
cukup besar menjadikan efektivitas serta akuntabilitas dana APBN yang dianggarkan melalui
Kemenag menjadi sangat penting. Oleh karena itu, beberapa hal yang menjadi catatan penting,
khususnya daIam penetapan pagu indikatif Kemenag, antara lain dominasi anggaran program
generik dukungan manajemen, dominasi komposisi anggaran pendidikan Kemenag, akuntabilitas
anggaran pendidikan Kemenag, serta optimalisasi pemanfaatan SBSN dalam proyek-proyek
strategis nasional Kemenag
Penulis: RIZA ADITYA SYAFRI, S. AK., M.E.
Abstrak:
Di tengah pemulihan ekonomi nasional, pelaksanaan pemilu tahun 2024 mendatang menjadi
tantangan bagi belanja APBN. Sedikitnya Rp76,6 triliun diperlukan dalam persiapan pelaksanaan
pemilu yang akan diselenggarakan tahun 2024 mendatang. Tingginya anggaran pemilu 2024 tidak
terlepas dari meningkatnya Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam pemilu 2024, serta peningkatan
honorarium bagi para petugas ad hoc pada penyelenggaraan pemilu 2024. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan menuju pemilu 2024 di antaranya efisiensi beberapa pos anggaran di KPU RI,
optimalisasi pengelolaan anggaran di KPU RI, memperhatikan TKDN dalam pengadaan logistik
pemilu, serta memperbaiki proses rekrutmen petugas badan ad hoc.
Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI, Lantai 6, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat 10270. Telp. 021-5715.269 / 5715.635 / 5715.656 - Fax. 021-5715.635