Kajian - Asumsi Ekonomi Makro

Tahun Judul Deskripsi Jenis Produk Aksi
2023 Buletin APBN DETAIL
2023 Buletin APBN DETAIL
2023 Buletin APBN DETAIL
2023 Masukan PA3KN Atas Nota Keuangan RAPBN 2024 Buku “Masukan PA3KN Atas Nota Keuangan RAPBN 2024” membahas tentang Asumsi Dasar Ekonomi Makro (ADEM), Kebijakan Pendapatan Negara, Kebijakan Belanja Negara, dan Pembiayaan Anggaran. Pemilihan isu-isu yang dikaji dalam buku ini diselaraskan dengan target yang ada pada RPJMN 2020-2024, hasil kesepakatan DPR dengan pemerintah pada pembicaraan pendahuluan Juli 2023 lalu, Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2024, serta perkembangan terkini yang akan memengaruhi kondisi perekonomian di tahun 2024 mendatang. Buku DETAIL
2023 Mewaspadai Guncangan Akibat Keruntuhan Bank Besar di Amerika Serikat Sistem keuangan global khususnya Amerika Serikat mengalami guncangan akibat penutupan secara mendadak Silicon Valley Bank (SVB) oleh California Department of Financial Protection and Innovation pada 10 Maret 2023. SVB sebelumnya adalah salah satu bank terbesar yang mendanai industri teknologi startup serta merupakan bank terbesar ke-16 di Amerika Serikat (AS). Kebangkrutan SVB sendiri terjadi setelah terjadi aksi bank run atau penarikan dana secara besar-besaran dari nasabahnya. Hal ini ditengarai kenaikan suku bunga agresif The Fed yang membuat imbal hasil surat utang melonjak tajam dan di sisi lain, harga obligasi ambruk. Kondisi ini berpotensi dapat memicu resesi ekonomi AS yang lebih besar, yang akan berdampak pada perekonomian dunia termasuk Indonesia. Tidak dipungkiri AS adalah ekonomi terbesar di dunia, melemahnya ekonomi di negara tersebut berpotensi berdampak terhadap arus perdagangan dan investasi internasional. AS merupakan negara tujuan ekspor kedua terbesar bagi Indonesia dengan pangsa 10,22 persen di tahun 2022 (Kementerian Perdagangan, 2023). Dengan adanya kontraksi ekonomi di negara tersebut tentunya akan memengaruhi nilai ekspor Indonesia. Namun dikarenakan porsi net ekspor kita terhadap PDB relatif kecil sehingga probabilitas resesi juga relatif kecil. Dari sisi investasi, kepemilikan asing dalam obligasi pemerintah juga relatif kecil yaitu 14,36 persen per Desember 2022 (Kementerian Keuangan, 2023). Dengan demikian, risiko yang ditimbulkan akibat capital outflow juga relatif terjaga. Di tengah berbagai gejolak keuangan global, industri perbankan dalam negeri tetap kuat dan bertumbuh. Hal ini tercermin dari beberapa indikator perbankan yang masih terjaga baik. OJK mencatat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan per Februari 2023 berada pada level yang tinggi yaitu 26,1 persen. Dari sisi likuiditas, tercatat bahwa rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) mencapai 29,13 persen jauh di atas ambang batas 10 persen. Adapun risiko kredit di Februari 2023 relatif rendah dengan rasio NPL yaitu 3,08 persen secara bruto. Meskipun beberapa indikator di atas menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia yang cukup terjaga, namun runtuhnya SVB ini harus tetap diantisipasi dan dimitigasi. Terutama dampaknya terhadap industri teknologi Indonesia yang memperoleh pendanaan dari perusahaan modal ventura AS, yang sebagian besar didukung oleh SVB. Dengan kolapsnya SVB dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan industri teknologi Indonesia yang selama ini menjadi salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi negara. Selain itu, runtuhnya SVB dan beberapa bank lainnya dapat memicu krisis kepercayaan yang lebih luas pada sistem keuangan dunia, yang pada akhirnya menyebabkan ketidakpastian dan ketidakstabilan. Atas kondisi tersebut, pemerintah tetap perlu mengantisipasi terjadinya potensi pelarian modal yang besar dari negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini yang kemudian dapat mengakibatkan penurunan nilai rupiah, meningkatkan biaya impor dan kemungkinan memicu inflasi. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah, otoritas terkait serta investor Indonesia untuk memantau situasi dengan cermat dan bersiap-siap untuk segala potensi dampak terhadap perekonomian negara. Sekilas APBN DETAIL
2023 TARGET PERTUMBUHAN SELALU OPTIMIS, TAPI REALISASINYA JAUH Dalam dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijaka Fiskal (KEM & PPKF) Tahun 2024, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,3-5,7 persen. Rentang angka yang cukup tinggi, menunjukkan optimisme pemerintah akan pertumbuhan ekonomi di 2024. Pemerintah meyakini akselerasi transformasi nasional, penguatan konsumsi terutama di tengah penyelenggaraan pemilu, perbaikan daya beli seiring dengan melandanya harga komoditas, penguatan kinerja ekspor dan peningkatan daya saing ekspor yang ditopang produk hilirisasi lanjutan, akan menopang laju pertumbuhan di 2024. Sekilas APBN DETAIL
2023 ANCAMAN EL NINO DAN POTENSI PENINGKATAN INFLASI INDONESIA Pada Bulan Mei 2023 inflasi berhasil dikendalikan pada level 4% (yoy) dan 0,09% (mtm) atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,33% (mtm). Menurunnya inflasi saat ini mengindikasikan pemerintah berhasil mengelola inflasi di tengah lonjakan permintaan. Capaian inflasi yang relatif terkendali menempatkan Indonesia pada peringkat 145 dari 186 negara di dunia dalam pengendalian inflasi. Namun bila dilihat lebih dalam, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,49%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,29%. Komoditas dari sektor pangan turut memberi andil bagi meningkatnya inflasi komponen tersebut. Sekilas APBN DETAIL