Penulis: Ade Nurul Aida, S.E., M.E.
Abstrak:
Seiring meningkatnya alokasi Dana Desa, meningkat pula pendirian BUMDes di Indonesia. Namun dari 45.887 BUMDes yang berdiri, masih banyak pula BUMDes yang tidak beroperasi dan belum berkontribusi optimal untuk perekonomian desa. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa permasalahan seperti pemetaan potensi dan pemilihan jenis usaha belum tepat, terbatasnya kompetensi sumber daya manusia (SDM), maupun dukungan pemerintah desa dan daerah (pemda) yang belum optimal. Untuk itu perlu upaya yang serius oleh pemerintah dalam menghadapi sejumlah permasalahan tersebut guna meningkatkan peran BUMDes demi memajukan ekonomi desa ke depan.
Penulis: NADYA AHDA, S.E.
Abstrak:
Masih belum optimalnya implementasi Peraturan Presiden (Perpres) No.
40/2016 Tentang Penetapan Harga Gas Bumi kembali menjadi sorotan. Perpres
ini mengamanatkan penurunan harga gas bumi pada 7 industri prioritas.
Adanya Perpres ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri. Untuk
menekan harga gas bumi, maka perlu diuraikan struktur harga jualnya yang
meliputi harga gas hulu, biaya pengelolaan infrastruktur gas, biaya niaga, dan
iuran usaha. Secara umum, opsi efisiensi dapat dilakukan di seluruh pos biaya.
Untuk mengakselerasikan implementasi mandat ini, pemerintah perlu melakukan
kajian mendalam pada pengurangan beberapa pos biaya, mendorong investasi
Infrastruktur jaringan gas, dan pengawasan lebih lanjut pada industri prioritas
Penulis: MUJIBURRAHMAN
Abstrak:
Virus Corona Virus Desease-19 (COVID-19) diprediksi akan berdampak
pada penurunan pertumbuhan ekonomi China sebesar 0,3-0,4 persen.
Dampak penurunan pertumbuhan ekonomi China tersebut dapat menyebabkan
terkoreksinya pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,09-0,12 persen
pada tahun 2020. Lesunya sektor pariwisata dan perdagangan menjadi salah
satu penyebab koreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor pariwisata
diperkirakan akan kehilangan potensi penerimaan devisa sebesar Rp54,8 triliun.
Sektor perdagangan akan terkena dampak dengan turunnya nilai perdagangan
Indonesia-China pada dua tiga bulan mendatang. Pendapatan negara dari pajak
atas impor, bea masuk dan bea keluar berpotensi hilang minimal sebesar Rp7
triliun
Penulis: IRANISA, SE.,M.Acc
Abstrak:
Anjloknya harga minyak mentah dunia yang diakibatkan oleh mewabahnya
Covid-19 berdampak pada ICP, kinerja lifting minyak bumi Indonesia dan
secara langsung memengaruhi penerimaan negara dari minyak bumi. Bahkan
pemerintah merevisi target PNBP minyak bumi hingga hampir setengah
dari target yang telah ditetapkan. Kondisi saat ini mengindikasikan kesulitan
bagi industri hulu minyak bumi untuk mencapai target lifting dikarenakan
banyak terjadi perlambatan kegiatan operasional dan ketidakpastian
global yang akan berpengaruh pada ICP. Namun, SKK Migas dan KKKS
sebaiknya tetap melanjutkan kegiatan yang telah direncanakan sehingga
ketika keadaan mulai pulih kembali, minyak bumi Indonesia mampu bersaing
yang nantinya akan berdampak pada penerimaan negara dari minyak bumi.
Penulis: FIRLY NUR AGUSTIANI S.E., M.M.,
Abstrak:
Salah satu sektor ekonomi yang terdampak Covid-19 adalah UMKM. Banyak
UMKM yang menutup kegiatan usahanya, karena tidak mampu membayar
upah pekerja akibat adanya penurunan pendapatan. Penurunan pendapatan
menyebabkan UMKM kesulitan untuk membayar KUR. Di masa pandemi ini, selain
harus tetap menyalurkan KUR, lembaga penyalur KUR harus melakukan relaksasi
KUR. Adapun dampak dari relaksasi ini antara lain: penangguhan pembayaran
pokok dan bunga, penambahan plafon, dan kemudahan menjadi debitur dengan
penangguhan persyaratan administrasi. Agar penyaluran dan relaksasi KUR tepat
sasaran, diperlukan koordinasi antar kementerian dan lembaga penyalur dalam
memberikan KUR.
Penulis:
Abstrak:
Dana Otonomi Khusus (Otsus) adalah dana yang dialokasikan untuk
membiayai pelaksanaan otonomi khusus daerah. Dana Otsus merupakan
bentuk perhatian pemerintah akan pentingnya mengatasi ketidaksetaraan
dan meningkatkan pembangunan di berbagai lini untuk kehidupan masyarakat
Papua. Mendekati berakhirnya kebijakan Dana Otsus di tahun 2021, pemerintah
berencana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Dana Otsus Papua, untuk
keberlanjutannya perlu adanya gambaran bagaimana perkembangan Dana Otsus
Papua dan permasalahan apa saja yang terjadi yang bisa menjadi pertimbangan
dan rekomendasi untuk keberlanjutan Dana Otsus Papua.
Penulis: OLLANI VABIOLA BANGUN, SIP.,MM
Abstrak:
Sebagai salah satu Jaring Pengaman Sosial (JPS), program Kartu Prakerja
yang dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19 diharapkan mampu mengurangi
beban masyarakat khususnya para pekerja formal dan informal yang terkena
PHK maupun yang dirumahkan. Namun, dalam pelaksanaannya masih banyak
masalah yang terjadi, khususnya pelatihan online yang dirasa kurang bermanfaat.
Penulis: FADILA PUTI LENGGO GENI, SE.,MM
Abstrak:
Padat Karya Tunai Desa (PKTD) adalah program pemerintah yang bertujuan
untuk mengurangi pengangguran di desa dengan mengadakan lapangan
kerja sementara. Meskipun pemerintah telah mengatur pelaksanaan dengan
menjaga jarak tertentu (social distancing), namun pelaksanaannya perlu
mempertimbangkan kebijakan pembatasan sosial yang saat ini dilakukan oleh
banyak daerah. Dengan mempertimbangkan potensi penyebaran pandemi
covid-19, kegiatan pembangunan fisik dana desa perlu diubah menjadi kegiatan
berbasis perumahan. Beberapa saran kegiatan home-based untuk desa dapat
berupa; pembuatan alat perlindungan diri, menanam tanaman herbal, membuat
makanan kering, dan adanya layanan pesan-antar, serta meminjamkan buku
hasil kerja sama dengan komunitas pencinta buku. Di samping itu, pemerintah
juga harus memperhatikan tantangan PKTD seperti; kualitas pendamping desa,
kesadaran masyarakat desa tentang pandemi, kualitas hasil kerja warga desa,
dan segera menerbitkan juknis tentang PKTD.
Penulis:
Abstrak:
Pandemi Corona Virus Disease 19 memberikan tekanan mendalam terhadap
perekonomian nasional memasuki kuartal I tahun 2020 ke angka 2,97 persen.
Pertumbuhan ini melambat dibanding capaian triwulan I 2019 dan terendah
dalam 19 tahun terakhir. Penurunan kinerja sektor-sektor penunjang seperti
sektor pariwisata dan akomodasi, makanan, minuman, transportasi, & sektor
pengolahan turut berpengaruh terhadap merosotnya kinerja ekonomi domestik,
tetapi di sisi lain kebutuhan sektor yang menggeliat ketika pandemi berlangsung
turut menyumbang pertumbuhan positif yang dapat membantu ketahanan ekonomi
Indonesia dalam kondisi saat ini. Diantaranya sektor kesehatan dan sosial, sektor
keuangan dan asuransi serta informasi dan komunikasi. Pemerintah memerlukan
langkah preventif guna menjaga momentum pertumbuhan memasuki kuartal II
hingga situasi kembali membaik dan pulih.
Penulis: Adhi Prasetyo Satriyo Wibowo, S.M, M.A.P., C.L.D
Abstrak:
Tahun 2021 menjadi momentum penting bagi pemulihan ekonomi nasional,
salah satu fokus program pemulihan ekonomi akan diberikan kepada ketahanan
pangan dengan memberikan DAK Non Fisik baru berupa Dana Pelayanan
Ketahanan Pangan dan Pertanian (DPKPP). Dana ini diberikan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pangan melalui pemanfaatan lahan dan penganekaragaman
pangan melalui program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang dinilai cukup
berhasil dan diharapkan mampu mengembalikan ketahanan pangan. Tulisan ini
akan mengevaluasi Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian serta memberikan
rekomendasi yang dihadapi P2L mulai dari tanaman dan ternak, SDM dan
kelembagaan sehingga DPKPP dapat mendukung P2L agar berjalan optimal.
Penulis: Robby Alexander Sirait, S.E., M.E., C.L.D
Abstrak:
Dalam satu dekade terakhir, kinerja FDI Indonesia mengalami peningkatan.
Namun, capaian tersebut masih tertinggal dibanding Filipina, Malaysia, Vietnam,
dan Kamboja. Ketertinggalan tersebut tidak dapat dilepaskan dari berbagai
hambatan investasi yang masih dihadapi oleh investor yang hendak menanamkan
modalnya di Indonesia, antara lain regulasi yang menghambat, serta permasalahan
lahan dan ketenagakerjaan. Agar mampu mengejar ketertinggalan, pemerintah
perlu memperbaiki implementasi Online Single Submission (OSS), menyusun
dan menetapkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) secara digital, melakukan
upaya cepat dan konsisten dalam meningkatkan keterampilan, kompetensi dan
kualitas tenaga kerja, serta memastikan peraturan turunan dan implementasi
UU Cipta Kerja mampu meningkatkan kemudahan berusaha di Indonesia tanpa
mengorbankan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum.
Penulis: DEASY DWI RAMIAYU, S.E.
Abstrak:
Ancaman resesi kini tengah menghantui Indonesia yang ditandai dengan
pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 mencapai negatif 5,32 persen dan pada
kuartal III kembali minus atau negatif 3,49 persen (yoy). Kondisi resesi ini telah
menekan penerimaan pajak di seluruh pos dan beberapa sektor usaha besar
akibat melambatnya aktivitas perekonomian. Dampaknya, realisasi penerimaan
pajak hingga September 2020 baru mencapai 62,61 persen dari target dan
memberikan potensi shortfall penerimaan pajak kembali terulang. Di tahun 2021,
pemerintah optimis kondisi perekonomian dan penerimaan pajak kembali pulih.
Namun, pemerintah tetap perlu mencermati dampak kebijakan perpajakan tahun
2020 terhadap penerimaan pajak di tahun 2021.
Penulis: DAMIA LIANA, S.E.
Abstrak:
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.
Hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang
merupakan kontributor utama dalam menopang perekonomian Indonesia.
Pemberlakuan PSBB oleh pemerintah, adanya penurunan pendapatan
masyarakat, dan terjadinya gelombang PHK menjadi faktor pendorong
tergerusnya daya beli masyarakat pada masa pandemi Covid-19. Penurunan
daya beli masyarakat ini tentunya juga berdampak pada penurunan kinerja
perekonomian Indonesia seperti pada industri ritel, investasi, dan UMKM.
Selain itu, turunnya daya beli masyarakat juga berdampak pada melemahnya
laju inflasi hingga berubah menjadi deflasi pada bulan Juli-Agustus 2020.
Penulis: ROSALINA TINEKE KUSUMAWARDHANI, S.E., M.M.
Abstrak:
Target penerimaan kepabeanan selalu mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas impor.
Optimalisasi penerimaan kepabeanan dapat dicapai salah satunya dengan kinerja
logistik yang optimal. Namun, saat ini kinerja logistik masih belum optimal. Hal ini
terlihat dari perkembangan peringkat EODB dan skor LPI dalam kurun waktu dua
tahun terakhir belum signifikan, serta realisasi RPJMN 2015-2019 untuk logistik
juga masih belum mencapai target. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan NLE
agar dapat menata sistem logistik saat ini. Penataan tersebut diharapkan mampu
menciptakan efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya, meningkatkan kinerja
logistik, dan pada akhirnya mendorong penerimaan kepabeanan. Pemerintah
harus bekerja keras agar tujuan NLE dapat tercapai mengingat pengaplikasian
NLE ini membutuhkan komitmen dari semua pihak yang terlibat di dalam ekosistem
logistik.
Penulis: Marihot Nasution, S.E., M.Si.
Abstrak:
Pandemi Covid-19 berdampak negatif pada beberapa sektor kegiatan
perekonomian nasional. Salah satu sektor yang paling terdampak dari adanya
pandemi Covid-19 adalah UMKM. Perlu diketahui bahwa UMKM mampu
berkontribusi besar terhadap PDB serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah
banyak. Karena hal tersebut, dalam menjaga dan memulihkan kembali kondisi
perekonomian sektor UMKM, pemerintah memberikan bantuan berupa uang
tunai sebesar Rp2,4 juta per pelaku usaha mikro yang memenuhi kriteria
tertentu untuk menjalankan usahanya di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.
Dalam mengimplementasikan programnya, pemerintah masih dihadapkan
pada beberapa permasalahan, yaitu terkait dengan akurasi data, sosialisasi
program, dan koordinasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah
perlu melibatkan Dinas Koperasi dan UKM setempat, satgas, kecamatan, dan
desa/kelurahan terkait dengan pendataan UMKM; melakukan sosialisasi lebih
masif kepada seluruh pelaku usaha mikro; dan meningkatkan koordinasi antara
Kemenkeu, Kemenkop dan UKM, Dinas Koperasi dan UKM, serta lembaga
keuangan Bank/Non Bank (penyalur KUR dan KMK).
Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI, Lantai 6, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat 10270. Telp. 021-5715.269 / 5715.635 / 5715.656 - Fax. 021-5715.635