Penulis: SATRIO ARGA EFFENDI, S.E.
Abstrak:
Pandemi Covid-19 menimbulkan permasalahan defisit anggaran serta
ketimpangan dan kemiskinan yang semakin meningkat. Muncul desakan berbagai
pihak agar Indonesia menerapkan pajak kekayaan yang dinilai berpotensi
menjadi alternatif untuk meningkatkan penerimaan pajak dan menurunkan angka
ketimpangan. Namun, potensi tersebut ternyata memiliki tantangan dan risiko
yang harus dihadapi seperti terjadinya tax avoidance dan capital outflow, serta
potensi penerimaan yang tidak sesuai harapan. Untuk itu, pemerintah perlu
cermat dalam mengambil keputusan tentang wacana penerapan pajak kekayaan.
Penulis: NADYA AHDA, S.E.
Abstrak:
Merespon situasi pandemi Covid-19, pemerintah memutuskan untuk
memberikan relaksasi ekspor bahan mentah mineral logam. Dengan adanya
relaksasi ini, ekspor bahan mentah akan diperbolehkan meskipun progres
pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) belum mencapai target. Hal ini
memunculkan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap kelanjutan upaya
hilirisasi mineral logam di Indonesia. Apabila melihat perkembangannya, upaya
hilirisasi tersebut saat ini pun masih relatif belum menunjukkan banyak kemajuan.
Oleh karena itu, ada beberapa catatan yang harus diperhatikan oleh pemerintah.
Penulis:
Abstrak:
Saat ini, terjadi tren perubahan paradigma pemanfaatan sumber energi dari
energi fosil menjadi energi baru terbarukan. Dimana perubahan ini pada akhirnya
akan berdampak pada kinerja ekspor batubara dan perekonomian nasional
secara keseluruhan. Percepatan hilirisasi batubara dapat menjadi salah satu
jalan keluar yang dapat ditempuh oleh pemerintah guna memitigasi dampak
perubahan tersebut. Percepatan ini diperlukan karena proses hilirisasi batubara
di Indonesia masih relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan teknologi
dan aspek keekonomian, tekanan pembiayaan, masih rendahnya permintaan
produk hilirisasi batubara di dalam negeri, serta belum adanya peta jalan hilirisasi
batubara.
Penulis: Robby Alexander Sirait, S.E., M.E., C.L.D
Abstrak:
Tahun 2021, pemerintah memberikan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR)
bagi alumni peserta program Kartu Prakerja. Selain menjadi bagian dari program
pemulihan ekonomi, kebijakan ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan
wirausaha nasional dalam mencapai sasaran penguatan kewirausahaan &
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Keberhasilan kebijakan ini bergantung
pada kemampuan pemerintah mengatasi beberapa tantangan implementasi,
yakni daya beli masyarakat yang masih rendah, syarat calon debitur harus
memiliki usaha, kecenderungan bank penyalur lebih selektif menyalurkan KUR
bagi UMKM, kompetisi usaha yang makin ketat, dan potensi moral hazard.
Penulis: Rastri Paramita, S.E., M.M.
Abstrak:
Peringkat logistik Indonesia jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain
mengalami penurunan selama periode 2016-2018. Sementara itu, biaya logistik
Indonesia dari Produk Domestik Bruto (PDB) juga termasuk tinggi dibandingkan
dengan negara ASEAN lain. Kinerja logistik yang belum optimal salah satunya
berasal dari pelayanan di pelabuhan. Pelayanan di pelabuhan menjadi salah
satu penyebab biaya logistik yang tinggi termasuk pelayanan pemanduan dan
penundaan yang berkontribusi sekitar 40 persen sampai 50 persen terhadap
biaya pelayanan jasa kapal selama di pelabuhan. Beberapa masalah dalam
pelayanan pemanduan dan penundaan yaitu adanya celah monopoli dalam
regulasi pelayanan pemanduan dan penundaan yang berdampak pada biaya
layanan yang tinggi dan kualitas layanan serta ketentuan batasan ukuran
kapal yang wajib menggunakan pelayanan pemanduan dan penundaan.
Penulis: Marihot Nasution, S.E., M.Si.
Abstrak:
Pariwisata berperan penting bagi Indonesia khususnya dalam memberikan
kontribusi kepada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, penciptaan lapangan
pekerjaan, dan penyumbang devisa negara. Namun, pandemi Covid-19
mengakibatkan terpukulnya sektor pariwisata. Guna pemulihan sektor pariwisata,
pemerintah mengarahkan beberapa kegiatan prioritas yang salah satunya adalah
pengembangan desa wisata khususnya di 5 (lima) destinasi super prioritas.
Namun dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa tantangan yang harus
diselesaikan, seperti pembiayaan, kualitas SDM yang lemah, serta penurunan
minat wisata pada masa pandemi Covid-19. Dengan menyelesaikan berbagai
tantangan tersebut, diharapkan program Desa Wisata mampu memicu kembali
geliat pariwisata Indonesia untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan
Penulis: Adhi Prasetyo Satriyo Wibowo, S.M, M.A.P., C.L.D
Abstrak:
Penggabungan beberapa BUMN yang bergerak di bidang pangan dengan
menjadikan RNI sebagai induk holding BUMN Pangan merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Saat ini sudah
berdiri beberapa holding BUMN, salah satunya holding BUMN perkebunan yang
memiliki kemiripan karakteristik dengan BUMN Pangan serta dapat dijadikan
rujukan agar ke depan kinerja holding yang baru terbentuk dapat berjalan optimal.
Penulis: Martha Carolina, SE.,Ak., M. Ak.
Abstrak:
Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mencegah dan mengurangi
penyebaran Covid-19 ialah dengan program vaksinasi Covid-19. Vaksin
Covid-19 akan diberikan kepada 181.554.465 jiwa dengan total kebutuhan
vaksin sebanyak 426,8 juta dosis. Dalam pelaksanaannya, terdapat tantangan
dalam mengimplementasikan kebijakan vaksinasi, antara lain: keterbatasan
persediaan vaksin, adanya pro dan kontra dari masyarakat terkait pelaksanaan
vaksinasi Covid-19, dan pendistribusian vaksin Covid-19. Untuk mengatasi
ketiga tantangan tersebut, diperlukan koordinasi antara Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) dengan lembaga keuangan terkait pendanaan untuk pengadaan
vaksin. Kemenkes perlu melibatkan pemerintah daerah (pemda) dalam sosialisasi
pelaksanaan vaksinasi Covid-19, dan pendistribusian vaksin Covid-19.
Penulis: RIZA ADITYA SYAFRI, S. AK., M.E.
Abstrak:
Kebijakan Otonomi Khusus (otsus) bagi Provinsi Papua dan Papua Barat yang
telah berlangsung sejak tahun 2002 bagi Provinsi Papua, dan 2008 bagi Provinsi
Papua Barat, akan berakhir tahun 2021. Pemerintah berupaya memperpanjang
pelaksanaan otsus Papua dan Papua Barat untuk 20 tahun mendatang.
Penambahan jumlah proporsi anggaran otsus, serta perbaikan tata kelola menjadi
dua poin yang dipertimbangkan dalam penyusunan revisi Undang-Undang
(UU) otsus bagi Provinsi Papua dan Papua Barat. Upaya pemerintah untuk
memperbaiki tata kelola otsus sudah tepat, sementara upaya untuk menaikkan
alokasi anggaran otsus perlu untuk dikaji kembali.
Penulis: SAVITRI WULANDARI, S.E.
Abstrak:
Pemerintah berkomitmen untuk menyelesaikan isu rendahnya budaya literasi di
Indonesia. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah dengan menetapkan
target peningkatan indeks budaya literasi pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Tahun 2021. Namun, masih terdapat hambatan dalam mencapai target tersebut dari
aspek sarana dan prasarana perpustakaan. Selain itu terdapat ketidakselarasan
antara target indikator peningkatan literasi dan capaiannya saat ini, serta minimnya
dukungan anggaran. Untuk mengatasi hal tersebut, adapun rekomendasi
yang dapat dilakukan oleh pemerintah antara lain meningkatkan ketersediaan
sarana dan prasarana perpustakaan, meningkatkan pengawasan dan evaluasi
terhadap rencana, maupun realisasi kegiatan pemerintah, serta lebih proaktif
dalam melaksanakan kerjasama dan kolaborasi yang kuat dengan masyarakat.
Penulis: TIO RIYONO, S.E.
Abstrak:
Pandemi Covid-19 memaksa terjadinya peningkatan defisit yang signifikan.
Kebijakan defisit APBN kondisi normal terbukti tidak lagi efektif berdampak pada
perekonomian Indonesia. Namun, kebijakan defisit APBN pada kondisi krisis
merupakan hal yang wajar terjadi. Terlebih lagi pemerintah diberikan ruang untuk
melakukan pelebaran defisit melebihi 3 persen hingga tahun 2022. Meskipun
begitu, pemerintah tidak boleh terlena karena fakta menunjukkan bahwa setiap
kebijakan defisit APBN selalu menimbulkan pertambahan utang. Diperlukan
upaya mengurangi defisit sehingga pada pasca krisis APBN bisa terselamatkan
untuk pembangunan ekonomi, bukan untuk membayar utang. Beberapa alternatif
kebijakan dalam mengurangi defisit APBN, antara lain efisiensi pengeluaran
negara, pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL), serta renegosiasi utang.
Penulis: HIKMATUL FITRI, SE.,M.Sc
Abstrak:
Infrastruktur diyakini memiliki peranan positif bagi pertumbuhan ekonomi
serta menjadi kunci penting dalam transformasi ekonomi nasional. Pemerintah
menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dari tujuh
agenda pembangunan nasional dalam RPJMN 2020-2024. Namun di tengah
pandemi dan upaya pemulihan ekonomi, pembangunan infrastruktur secara umum
harus mengalami penyesuaian dan refocusing anggaran. Meskipun demikian,
infrastruktur pelayanan dasar masih ditetapkan sebagai prioritas nasional dalam
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2021 karena memiliki daya dukung bagi
pemulihan ekonomi nasional melalui Program Padat Karya Tunai (PKT).
Penulis: DAMIA LIANA, S.E.
Abstrak:
Pemulihan ekonomi pada tahun 2022 akan berfokus pada pemulihan
daya beli masyarakat dan dunia usaha serta diversifikasi ekonomi. Di tengah
ketidakpastian akan kapan berakhirnya pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi
tahun 2022 masih menghadapi sejumlah tantangan. Pertumbuhan konsumsi
masyarakat yang merupakan tumpuan bagi perekonomian Indonesia juga
masih terkontraksi hingga triwulan I-2021. Hal ini tentunya perlu menjadi
perhatian pemerintah agar pemulihan ekonomi pada tahun 2022 dapat tercapai.
Penulis: LINIA SISKA RISANDI
Abstrak:
Konsumsi daging sapi yang meningkat dari tahun ke tahun membuat Indonesia
harus mengimpor daging sapi setiap tahun. Hal ini dikarenakan peternakan sapi
dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapi di dalam negeri.
Dalam hal peternakan sapi, Indonesia masih dihadapkan pada penggunaan lahan
yang belum optimal, teknologi yang kurang memadai dan belum merata serta
rendahnya permodalan pengembangan ternak terutama dalam usaha pembibitan.
Pengembangan usaha ternak sapi potong dapat dicapai dengan memanfaatkan
lahan secara optimal dan tepat guna yang disesuaikan dengan keadaan alam,
kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, sarana dan prasarana, teknologi
peternakan yang berkembang dan kelembagaan serta kebijakan yang mendukung.
Penulis: OLLANI VABIOLA BANGUN, SIP.,MM
Abstrak:
Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Sektor perikanan
berkontribusi menyumbang sebesar 2,65 persen dari total Produk Domestik
Bruto (PDB) Indonesia. Namun, kekayaan laut Indonesia belum diiringi dengan
kesejahteraan nelayan sebagai aktor utama pada sektor ini. Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) pada tahun 2021 membuat program pengembangan
Kampung Nelayan Maju (Kalaju) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas dan produktivitas nelayan. Dalam pelaksanaan program ini, masih
terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti kurangnya kesadaran
masyarakat nelayan untuk hidup bersih, kampung nelayan yang rentan dengan
bencana alam, belum adanya perencanaan wilayah kampung nelayan yang jelas
serta keterbatasan anggaran.
Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI, Lantai 6, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat 10270. Telp. 021-5715.269 / 5715.635 / 5715.656 - Fax. 021-5715.635