Penulis: Adhi Prasetyo Satriyo Wibowo, S.M, M.A.P.
Abstrak:
Penggabungan beberapa BUMN yang bergerak di bidang pangan dengan
menjadikan RNI sebagai induk holding BUMN Pangan merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Saat ini sudah
berdiri beberapa holding BUMN, salah satunya holding BUMN perkebunan yang
memiliki kemiripan karakteristik dengan BUMN Pangan serta dapat dijadikan
rujukan agar ke depan kinerja holding yang baru terbentuk dapat berjalan optimal.
Penulis: Martha Carolina, SE.,Ak., M. Ak.
Abstrak:
Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mencegah dan mengurangi
penyebaran Covid-19 ialah dengan program vaksinasi Covid-19. Vaksin
Covid-19 akan diberikan kepada 181.554.465 jiwa dengan total kebutuhan
vaksin sebanyak 426,8 juta dosis. Dalam pelaksanaannya, terdapat tantangan
dalam mengimplementasikan kebijakan vaksinasi, antara lain: keterbatasan
persediaan vaksin, adanya pro dan kontra dari masyarakat terkait pelaksanaan
vaksinasi Covid-19, dan pendistribusian vaksin Covid-19. Untuk mengatasi
ketiga tantangan tersebut, diperlukan koordinasi antara Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) dengan lembaga keuangan terkait pendanaan untuk pengadaan
vaksin. Kemenkes perlu melibatkan pemerintah daerah (pemda) dalam sosialisasi
pelaksanaan vaksinasi Covid-19, dan pendistribusian vaksin Covid-19.
Penulis: RIZA ADITYA SYAFRI, S. AK., M.E.
Abstrak:
Kebijakan Otonomi Khusus (otsus) bagi Provinsi Papua dan Papua Barat yang
telah berlangsung sejak tahun 2002 bagi Provinsi Papua, dan 2008 bagi Provinsi
Papua Barat, akan berakhir tahun 2021. Pemerintah berupaya memperpanjang
pelaksanaan otsus Papua dan Papua Barat untuk 20 tahun mendatang.
Penambahan jumlah proporsi anggaran otsus, serta perbaikan tata kelola menjadi
dua poin yang dipertimbangkan dalam penyusunan revisi Undang-Undang
(UU) otsus bagi Provinsi Papua dan Papua Barat. Upaya pemerintah untuk
memperbaiki tata kelola otsus sudah tepat, sementara upaya untuk menaikkan
alokasi anggaran otsus perlu untuk dikaji kembali.
Penulis: SAVITRI WULANDARI, S.E.
Abstrak:
Pemerintah berkomitmen untuk menyelesaikan isu rendahnya budaya literasi di
Indonesia. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah dengan menetapkan
target peningkatan indeks budaya literasi pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Tahun 2021. Namun, masih terdapat hambatan dalam mencapai target tersebut dari
aspek sarana dan prasarana perpustakaan. Selain itu terdapat ketidakselarasan
antara target indikator peningkatan literasi dan capaiannya saat ini, serta minimnya
dukungan anggaran. Untuk mengatasi hal tersebut, adapun rekomendasi
yang dapat dilakukan oleh pemerintah antara lain meningkatkan ketersediaan
sarana dan prasarana perpustakaan, meningkatkan pengawasan dan evaluasi
terhadap rencana, maupun realisasi kegiatan pemerintah, serta lebih proaktif
dalam melaksanakan kerjasama dan kolaborasi yang kuat dengan masyarakat.
Penulis: TIO RIYONO, S.E.
Abstrak:
Pandemi Covid-19 memaksa terjadinya peningkatan defisit yang signifikan.
Kebijakan defisit APBN kondisi normal terbukti tidak lagi efektif berdampak pada
perekonomian Indonesia. Namun, kebijakan defisit APBN pada kondisi krisis
merupakan hal yang wajar terjadi. Terlebih lagi pemerintah diberikan ruang untuk
melakukan pelebaran defisit melebihi 3 persen hingga tahun 2022. Meskipun
begitu, pemerintah tidak boleh terlena karena fakta menunjukkan bahwa setiap
kebijakan defisit APBN selalu menimbulkan pertambahan utang. Diperlukan
upaya mengurangi defisit sehingga pada pasca krisis APBN bisa terselamatkan
untuk pembangunan ekonomi, bukan untuk membayar utang. Beberapa alternatif
kebijakan dalam mengurangi defisit APBN, antara lain efisiensi pengeluaran
negara, pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL), serta renegosiasi utang.
Penulis: HIKMATUL FITRI, SE.,M.Sc
Abstrak:
Infrastruktur diyakini memiliki peranan positif bagi pertumbuhan ekonomi
serta menjadi kunci penting dalam transformasi ekonomi nasional. Pemerintah
menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dari tujuh
agenda pembangunan nasional dalam RPJMN 2020-2024. Namun di tengah
pandemi dan upaya pemulihan ekonomi, pembangunan infrastruktur secara umum
harus mengalami penyesuaian dan refocusing anggaran. Meskipun demikian,
infrastruktur pelayanan dasar masih ditetapkan sebagai prioritas nasional dalam
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2021 karena memiliki daya dukung bagi
pemulihan ekonomi nasional melalui Program Padat Karya Tunai (PKT).
Penulis: DAMIA LIANA, S.E.
Abstrak:
Pemulihan ekonomi pada tahun 2022 akan berfokus pada pemulihan
daya beli masyarakat dan dunia usaha serta diversifikasi ekonomi. Di tengah
ketidakpastian akan kapan berakhirnya pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi
tahun 2022 masih menghadapi sejumlah tantangan. Pertumbuhan konsumsi
masyarakat yang merupakan tumpuan bagi perekonomian Indonesia juga
masih terkontraksi hingga triwulan I-2021. Hal ini tentunya perlu menjadi
perhatian pemerintah agar pemulihan ekonomi pada tahun 2022 dapat tercapai.
Penulis: LINIA SISKA RISANDI
Abstrak:
Konsumsi daging sapi yang meningkat dari tahun ke tahun membuat Indonesia
harus mengimpor daging sapi setiap tahun. Hal ini dikarenakan peternakan sapi
dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapi di dalam negeri.
Dalam hal peternakan sapi, Indonesia masih dihadapkan pada penggunaan lahan
yang belum optimal, teknologi yang kurang memadai dan belum merata serta
rendahnya permodalan pengembangan ternak terutama dalam usaha pembibitan.
Pengembangan usaha ternak sapi potong dapat dicapai dengan memanfaatkan
lahan secara optimal dan tepat guna yang disesuaikan dengan keadaan alam,
kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, sarana dan prasarana, teknologi
peternakan yang berkembang dan kelembagaan serta kebijakan yang mendukung.
Penulis: OLLANI VABIOLA BANGUN, SIP.,MM
Abstrak:
Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Sektor perikanan
berkontribusi menyumbang sebesar 2,65 persen dari total Produk Domestik
Bruto (PDB) Indonesia. Namun, kekayaan laut Indonesia belum diiringi dengan
kesejahteraan nelayan sebagai aktor utama pada sektor ini. Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) pada tahun 2021 membuat program pengembangan
Kampung Nelayan Maju (Kalaju) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas dan produktivitas nelayan. Dalam pelaksanaan program ini, masih
terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti kurangnya kesadaran
masyarakat nelayan untuk hidup bersih, kampung nelayan yang rentan dengan
bencana alam, belum adanya perencanaan wilayah kampung nelayan yang jelas
serta keterbatasan anggaran.
Penulis: ERVITA LULUK ZAHARA, S.E., M.E.
Abstrak:
Baru-baru ini, pemerintah didesak untuk menerapkan struktur tarif yang
selaras dari hulu hingga hilir untuk ITPT. Desakan ini bertujuan untuk mendorong
perbaikan kinerja ITPT, menciptakan nilai tambah karena mendorong penggunaan
bahan baku lokal, sekaligus substitusi impor. Penerapan kebijakan ini diyakini
akan memberikan dampak positif bagi perkembangan ITPT di dalam negeri
(baik sektor hulu, antara dan hilir), serta peningkatan kinerja neraca dagang.
Namun di sisi lain, kebijakan ini berpotensi memberikan dampak negatif, salah
satunya jika dikaitkan dengan kesiapan industri di dalam negeri, risiko inflasi,
serta respon mitra dagang dan konsekuensi atas perjanjian perdagangan bebas
yang sudah disepakati dan dijalankan oleh Indonesia dengan berbagai negara.
Penulis: TAUFIQ HIDAYATULLAH, SE
Abstrak:
Penyebaran Covid-19 yang sangat cepat dan masif membuat pemerintah
mengambil keputusan untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang mengakibatkan jutaan orang kehilangan pekerjaan karena
pemutusan hubungan kerja (PHK). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) per Agustus 2020, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,77 juta
orang dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 7,07 persen. Adapun upaya
pemerintah untuk menekan angka pengangguran sesungguhnya sudah dilakukan
sejak Mei 2020 melalui berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),
diantaranya program Kartu Prakerja, program padat karya kementerian/lembaga
dan dukungan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Penulis: Ade Nurul Aida, S.E., M.E.
Abstrak:
Industri pertahanan menjadi salah satu hal krusial dalam rangka mendukung
sistem pertahanan negara. Industri pertahanan yang kuat tercermin dari
tersedianya jaminan pasokan kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista)
serta sarana pertahanan secara berkelanjutan. Namun sayangnya, industri
pertahanan Indonesia masih belum optimal, untuk beberapa jenis alutsista
pun masih mengandalkan produk impor. Terdapat beberapa tantangan dalam
pengembangan industri pertahanan antara lain terbatasnya teknologi, minimnya
anggaran, belum transparansinya proses pengadaan, maupun regulasi yang
belum sepenuhnya mendukung industri pertahanan. Untuk itu, perlunya peran
pemerintah dalam mengatasi hal tersebut dan koordinasi dari seluruh stakeholder
terkait.
Penulis: NOVA AULIA BELLA
Abstrak:
Peningkatan permintaan atas CPO sebagai input baku bahan bakar terbarukan,
menyebabkan peningkatan harga CPO dunia yang diprediksi akan berlangsung
hingga beberapa tahun mendatang. Indonesia sebagai produsen dan eksportir
CPO terbesar dunia perlu memanfaatkan permintaan dunia untuk memaksimalkan
penambahan nilai tambah dalam negeri melalui peningkatan infrastruktur dan
riset serta fasilitas untuk menarik investor industri CPO. Untuk itu pemerintah
perlu melakukan akses pendanaan infrastruktur dan riset serta mendorong kerja
sama perdagangan internasional untuk meningkatkan pemasaran produk CPO
dan mampu bersaing di pasar global dengan negara eksportir CPO lainnya.
Penulis: FADILA PUTI LENGGO GENI, SE.,MM
Abstrak:
Program Pengungkapan Sukarela (PPS) sudah disahkan dalam UU HPP dan
akan dilaksanakan pada tahun 2022. Namun, jika melihat dari pembelajaran
program yang mirip dengan PPS, yaitu tax amnesty, PPS memiliki beberapa hal
yang harus diperhatikan agar tujuannya tercapai. Hal yang perlu di perhatikan
tersebut di antaranya mengoptimalkan AEoI, membuat kebijakan sanksi pasca
PPS, menyiapkan instrumen investasi yang memadai, sosialisasi yang gencar,
kerja sama dengan pihak e-commerce dan diperlukan SDM yang mumpuni dalam
menjalankan kebijakan PPS.
Penulis:
Abstrak:
Kegiatan hilir migas meliputi proses pengolahan, pengangkutan, penyimpanan
dan niaga (pemasaran) yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha. Selama periode
2015-2019 kinerja investasi sektor hilir migas berfluktuatif namun cenderung
menurun. Masih berfluktuatifnya kinerja investasi hilir migas di tengah konsumsi
dan kebutuhan energi yang terus meningkat merupakan indikasi bahwa investasi
di sektor ini masih belum optimal. Target yang ditetapkan oleh pemerintah
dikatakan cukup ambisius mengingat realisasi investasi sepanjang 2015-2019
yang cenderung menurun dengan rata-rata penurunannya sebesar 11,37 persen.
Dihadapkan oleh tantangan investasi hilir migas, pemerintah terus berupaya
menarik investor untuk berinvestasi di hilir migas dan memperbaiki investasi hilir
migas.
Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI, Lantai 6, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat 10270. Telp. 021-5715.269 / 5715.635 / 5715.656 - Fax. 021-5715.635