Siklus:
Sekilas:
Permasalahan yang dihadapi di pemerintahan daerah dan desa
diantaranya adalah terdapat beberapa daerah yang sumber tenaga listrik
dan akses internetnya masih minim (ICT); masih terdapat program-
program yang harus dilaksanakan oleh desa tapi belum sepenuhnya
didukung oleh pemerintah daerah (kabupaten/kota) seperti SIPeDe,
SIPBM, Capturing & Replikasi Inovasi Desa, Indeks Desa Membangun
(IDM), Pusat Data dan Informasi, Go Desa, Profil Desa dan Kelurahan
(Prodeskel), Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan (Epdeskel),
Indeks Pembangunan Desa (IPD), dan Potensi Desa (Podes); masih
kurangnya tenaga pendamping desa; masih banyak daerah yang belum
membuat Pergub terkait sistem informasi desa.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada saat ini agar sistem
informasi desa dapat diimplementasikan dengan baik dan benar dalam
tata kelola dana desa adalah dibutuhkan akurasi data untuk melihat
berapa jumlah desa yang sudah memiliki sistem informasi desa, akurasi
data inipun bermanfaat untuk menentukan besaran dana yang diterima di
daerah, sehingga pemerintah perlu mendorong lahirnya produk turunan
Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia;
pemerintah perlu melakukan koordinasi dan sinkronisasi data-data
berbasis desa; pemerintah perlu memberdayakan para tenaga
pendamping desa dan pendamping lokal desa dalam pengumpulan data
berbasis desa; pemerintah perlu mendorong Pemerintah Daerah
(Kabupaten/Kota) untuk mengembangkan sistem informasi desa melalui
penerbitan peraturan daerah terkait sistem informasi desa sebagai
pedoman bagi desa dalam bentuk Peraturan Gubernur (Pergub);
pemerintah perlu mulai mengalihkan fokus penggunaan dana desa
dengan lebih menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat desa
melalui edukasi menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pengelolaan sistem informasi desa; dan diperlukan koordinasi serta
sinkronisasi lintas Kementerian/Lembaga untuk memastikan efektifitas
implementasi sistem informasi desa terkait dengan peraturan, dan
pelaksanaan dana desa agar tepat sasaran.
Siklus:
Sekilas:
“Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas Sumber
Daya Manusia” merupakan tema kebijakan fiskal yang tercantum
dalam RAPBN 2020. Pemerintah mengharapkan melalui peningkatkan
daya saing nasional yang bertumpu pada kualitas Sumber Daya Manusia
sebagai modal dalam memasuki era ekonomi berbasis digital. Hal ini
dirasa penting untuk memastikan bonus demografi pada tahun 2030
mampu menjadi bonus lompatan kemajuan bangsa Indonesia. Untuk
mewujudkan tema kebijakan fiskal tersebut tentu saja tidak lepas dari
peran guru sebagai tenaga pendidik profesional yang memiliki tugas
utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Oleh
sebab itu, dibutuhkan guru yang berkualitas untuk melaksanakan beban
tanggung jawab tersebut sehingga mampu menghasilkan SDM yang
berkualitas.
Siklus:
Sekilas:
Terbentuknya BPJS Kesehatan telah memberikan banyak fasilitas
kesehatan kepada rakyat Indonesia diantaranya biaya kesehatan menjadi
relatif terjangkau bahkan gratis untuk katagori masyarakat dibawah
garis kemiskinan. Namun sejak awal terbentuknya hingga saat ini BPJS
Kesehatan masih terus mengalamai defisit. Defisit tersebut dikarenakan
beban jaminan kesehatan selalu lebih besar dari pendapatan iuran yang
diterima. Beban jaminan kesehatan yang dikeluarkan tersebut terdiri dari
Kapitasi, Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjut
(RITL), Pelayanan Non Kapitasi Non CBG’s, Promotif dan Preventif.
Kapitasi merupakan pengeluaran terbesar ke dua setelah RITL. Dana
kapitasi tersebut diberikan kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama
(FKTP) berdasarkan peserta yang terdaftar. Dengan dana kapitasi
diharapkan 144 jenis penyakit non spesialistik dapat dituntaskan di FKTP
tanpa harus ada rujukan. Namun rasio rujukan seluruh FKTP cenderung
mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Siklus:
Sekilas:
Hadirnya program bantuan sosial di Indonesia diperlukan guna
percepatan pengentasan kemiskinan. Saat ini angka kemiskinan telah
mencapai level satu digit yang artinya program pengentasan kemiskinan
yang dilakukan pemerintah telah "on track". Namun, dalam evaluasinya
masih terdapat banyak masalah seperti: 1) Ketepatan sasaran sudah
relatif baik meskipun masih ditemui exclusion dan inclusion error; 2)
Besaran bantuan dinilai masih sangat kurang oleh masyarakat; 3)
Ketepatan waktu penyaluran masih perlu diperbaiki; 4) Mayoritas
responden lebih memilih penyaluran bansos secara tunai; 5) Pemanfaatan
layanan keuangan untuk pencairan bantuan oleh KPM masih belum
optimal.
Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI, Lantai 6, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat 10270. Telp. 021-5715.269 / 5715.635 / 5715.656 - Fax. 021-5715.635