Siklus:
PPKF
Sekilas:
Pada 20 Mei 2022 silam, Pemerintah telah menyampaikan Kerangka
Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM dan PPKF),
beserta Rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2023. Dengan
disampaikannya KEM dan PKKF berserta RKP 2023 tersebut, maka Komisi
VI DPR RI akan menjalankan kewajiban pelaksanaan tugasnya di Bidang
Anggaran sebagaimana diatur di dalam Pasal 98 ayat (2) huruf a Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPD, yakni
mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan
rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang termasuk
dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah. Dalam
pembicaraan pendahuluan tersebut, Komisi VI DPR RI akan melakukan
pembahasan pagu indikatif kementerian/lembaga yang menjadi mitra
kerjanya, di mana pagu indikatif dimaksud merupakan ancar-ancar pagu
anggaran yang diberikan kepada kementerian/lembaga sebagai pedoman
dalam penyusunan rencana kerja (renja) kementerian/lembaga. Guna
memberikan dukungan keahlian terhadap pelaksanaan tugas Komisi VI
DPR RI di Bidang Anggaran pada siklus pembicaraan pendahuluan tahun
anggaran 2023, Pusat Kajian Anggaran menyusun kajian pagu indikatif
kementerian/lembaga yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI.
Kajian yang tersusun ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi
tambahan referensi bagi para Anggota Komisi VI DPR RI dalam pada saat
pembahasan dan pengambilan kuputasan pagu indikatif
kementerian/lembaga yang menjadi mitra kerja Komisi VI DPR RI.
Siklus:
PPKF
Sekilas:
Bagian pertama dalam buku ini membahas Asumsi Dasar Ekonomi Makro
(ADEM) Bidang Energi Tahun 2023. Tinjauan ini disusun sebelum
Pemerintah membahas lifting minyak dan gas bumi (migas) serta harga
minyak mentah Indonesia (ICP) di Komisi VII. Dalam bagian ini memuat
besaran lifting migas dan ICP yang ditetapkan pemerintah pada Kerangka
Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM & PPKF) Tahun
2023 beserta dasar pertimbangannya dan beberapa hal yang perlu
menjadi atensi pembahasan. Bagian kedua, menguraikan telaahan atas
pagu indikatif Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN) Tahun 2023. Pada
bagian ini membahas perkembangan output BRIN, alokasi anggaran
BRIN, beberapa hal yang perlu menjadi atensi pembahasan, dan catatan
akuntabilitas pengelolaan anggaran. Bagian ketiga dalam buku ini
membahas tentang pagu indikatif Kementerian Energi dan Sumberdaya
Mineral (Kemen ESDM) Tahun 2023. Pembahasan diawali dari program
Kemen ESDM tahun anggaran (TA) 2023, kemudian membahas
perkembangan anggaran Kemen ESDM berdasarkan dokumen KEM PPKF,
beberapa hal yang menjadi atensi pembahasan, dan ditutup dengan
catatan akuntabilitas pengelolaan anggaran pada Kemen ESDM. Bagian
keempat, menguraikan telaahan atas pagu indikatif Kementerian
Perindustrian (Kemenperin). Pada bagian ini juga membahas beberapa hal
yang perlu menjadi atensi pembahasan dan catatan akuntabilitas
pengelolaan anggaran pada Kemenperin.
Siklus:
PPKF
Sekilas:
Perlindungan sosial (perlinsos) sebagai instrumen fiskal dalam
mengurangi risiko guncangan dan kerentanan sosial telah dirasakan
langsung dampaknya oleh masyarakat. Cakupan program perlinsos
meliputi seluruh lapisan penduduk, tidak hanya ditujukan untuk
masyarakat miskin dan rentan, tetapi juga kepada masyarakat yang
mampu. Meskipun demikian, sifat programnya berbeda antara dua
kelompok tersebut. Program untuk masyarakat miskin dan rentan
menggunakan skema tanpa kontribusi (bantuan sosial) berupa transfer
uang tunai atau barang yang bersumber langsung dari APBN. Untuk
golongan mampu, perlinsos menggunakan skema kontribusi melalui
program jaminan sosial atau asuransi sosial seperti jaminan kesehatan
dan jaminan ketenagakerjaan. Pemberian perlinsos diharapkan dapat
mendukung peningkatan kualitas SDM yang selanjutnya akan mendorong
peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi serta peningkatan
kesejahteraan.
Buku ini mengkaji tantangan dan hal-hal yang perlu menjadi perhatian
pemerintah khususnya mitra komisi VIII dalam menjalankan programnya.
Selain itu, buku ini juga menyampaikan beberapa catatan atas
akuntabilitas kementerian/lembaga yang membidangi sektor
kesejahteraan rakyat. Harapannya, pemerintah dapat melakukan evaluasi
kinerjanya dan menjadikan hasil evaluasi tersebut sebagai dasar dalam
pembahasan alokasi dan program ke depan sebagai bentuk perbaikan
kebijakan.
Siklus:
PPKF
Sekilas:
Pandemi Covid-19 memberikan pembelajaran yang berharga bagi sistem
kesehatan seluruh negara termasuk Indonesia. Sistem kesehatan yang
andal merupakan modal utama untuk meningkatkan kapasitas pelayanan
kesehatan dalam menghadapi situasi pandemi. Reformasi sistem
kesehatan untuk penguatan layanan kesehatan yang andal perlu terus
mendapat perhatian dan dukungan seluruh pihak. Dalam bidang
ketenagakerjaan, kebutuhan tenaga kerja terampil, kreatif, inovatif dan
adaptif belum dapat dipenuhi secara optimal. Rendahnya kualitas tenaga
kerja yang belum merespon perkembangan kebutuhan pasar kerja
merupakan salah satu penyebab mengapa produktivitas dan daya saing
Indonesia masih tertinggal. Buku ini mengkaji tantangan dan hal-hal yang
perlu menjadi perhatian pemerintah khususnya mitra kerja komisi IX
dalam menjalankan programnya. Selain itu, buku ini juga menyampaikan
beberapa catatan atas akuntabilitas kementerian/lembaga yang
membidangi sektor kesejahteraan rakyat. Harapannya, pemerintah dapat
melakukan evaluasi kinerjanya dan menjadikan hasil evaluasi tersebut
sebagai dasar dalam pembahasan alokasi dan program ke depan sebagai
bentuk perbaikan kebijakan.
Siklus:
PPKF
Sekilas:
Dalam bidang pendidikan, terdapat beberapa tantangan yang masih
dihadapi. Beberapa tantangan tersebut antara lain indikator Human
Capital Index (HCI) yang lebih rendah dibandingkan peers, tingkat
partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Perguruan Tinggi (PT)
yang belum optimal, skor PISA (Programme for International Student
Assessment) yang belum meningkat signifikan, ketersediaan sarana dan
prasarana yang belum merata, kompetensi guru yang masih perlu
ditingkatkan, dan masih tingginya pengangguran lulusan vokasi. Namun
hingga kini pemerintah secara konsisten melakukan berbagai terobosan
kebijakan untuk meningkatkan efektivitas anggaran pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Salah satu kebijakan yang
dilakukan adalah transformasi pendidikan nasional terutama dalam upaya
meningkatkan ketersediaan sarpras sekolah, penguatan PAUD, dan link
and match pendidikan vokasi, serta kompetensi guru.
Buku ini mengkaji hal-hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah
khususnya mitra kerja komisi X dalam menjalankan programnya. Selain
itu, buku ini juga menyampaikan beberapa catatan atas akuntabilitas
kementerian/lembaga yang membidangi sektor kesejahteraan rakyat.
Harapannya, pemerintah dapat melakukan evaluasi kinerjanya dan
menjadikan hasil evaluasi tersebut sebagai dasar dalam pembahasan
alokasi dan program ke depan sebagai bentuk perbaikan kebijakan.
Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI, Lantai 6, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat 10270. Telp. 021-5715.269 / 5715.635 / 5715.656 - Fax. 021-5715.635