Sekilas:
Percepatan dan ketepatan dalam distribusi solar bersubsidi
untuk nelayan menjadi permasalahan yang terus berulang dari
tahun ke tahun. Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang mencapai
107,21% juga tidak menggambarkan kesejahteraan nelayan,
dikarenakan Indeks harga yang dibayar nelayan terus
mengalami kenaikan.
Sekilas:
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian)
Airlangga Hartarto dalam rapat koordinasi terbatas kebijakan pangan
Jumat (2/9) silam memutuskan akan memperkuat stok beras nasional.
Penguatan dilakukan melalui kebijakan pembelian gabah/beras petani
oleh Bulog dengan fleksibilitas harga dan perluasaan tanam. Rilis hasil
Survei Cadangan Beras Nasional menyebutkan Indonesia mengalami
surplus beras sepanjang 2019 hingga Juni 2022, dan akan terus berlanjut
hingga Desember 2022 seiring dengan dengan adanya panen tiap bulan.
Surplus ini harusnya akan mempermudah pemerintah memperkuat stok
beras.
Sekilas:
Kekhawatiran akan stagflasi global menuntut para pemangku kebijakan
untuk melahirkan extraordinary strategy dalam memitigasi risiko stagflasi
tersebut. Kebijakan menaikkan suku bunga guna meredam gejolak inflasi
dalam jangka pendek juga menimbulkan risiko bagi sektor riil berupa cost
of fund yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang mampu
menyelaraskan antara pengendalian inflasi dengan mendorong investasi
agar Indonesia dapat terbebas dari jerat stagflasi.
Sekilas:
Pada Rapat Kerja Komisi XI bersama Pemerintah, Bank Indonesia (BI)
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanggal 31 Agustus 2022 lalu,
disepakati bahwa nilai tukar rupiah (NTR) terhadap USD pada tahun 2023
berada di level Rp14.800/USD. Dengan berbagai ketidakpastian global
saat ini dan kemungkinan tersebut terus berlanjut hingga tahun
mendatang, maka diprediksi NTR dapat menyentuh Rp15.000/USD.
Adapun posisi terakhir pada Bulan Juli 2022, NTR telah mencapai angka
Rp14.850/USD. Apabila angka yang ditetapkan Pemerintah pada tahun
2023 tersebut melesat dan Rupiah mengalami depresiasi, maka akan
terjadi lonjakan inflasi, dimana efek tersebut akan semakin berdampak
pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga akan memberi
dampak ikutan bagi APBN, yaitu akan menambah beban dari sisi belanja,
terutama pada pembayaran bunga utang dan subsidi energi.
Sekilas:
Harga telur ayam ras berdasarkan data dari Sistem Pemantauan
Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan pada
tanggal 31 Agustus 2022 telah menyentuh Rp31.600 atau melonjak
sebesar 7,48 persen dari bulan sebelumnya. Harga telur ini
disebutkan oleh banyak kalangan merupakan harga tertinggi dalam
sejarah. Hal ini tentu berdampak bagi semua pihak yang
menggunakan telur sebagai bahan baku produksinya. Hasil
identifikasi Badan Pangan Nasional terkait lonjakan harga telur
disebabkan adanya kenaikan biaya produksi. Dimana biaya pakan
seperti jagung merupakan komponen terbesar dalam biaya
produksi telur ayam. Disisi lain, Menteri Perdagangan menyatakan
kenaikan harga telur dipicu oleh tindakan afkir dini untuk
mengurangi produksi indukan yang dilakukan peternak serta
adanya program bantuan sosial (bansos) milik Kementerian Sosial
(Kemensos) yang turut memengaruhi stok telur di pedagang. Yang
menarik, Kemensos membantah dengan mengeluarkan pernyataan
bahwa bansos dalam bentuk non tunai yang diberikan pada bulan
Agustus dapat dibelanjakan untuk apa saja dan dimana saja serta
tidak harus dalam bentuk telur.
Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI, Lantai 6, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat 10270. Telp. 021-5715.269 / 5715.635 / 5715.656 - Fax. 021-5715.635